Oleh : Hilma
Seraya dunia akan tiada
Kegelapan semakin memburain
Dan menyelemuti bumi
Aku tidak bisa berjalan
Untuk mencari cahaya
Semuanya tidak terlihat
Meskipun cahaya itu menuntunku
Tapi aku tetap tidak bisa
Untuk mencari cahaya
Semuanya tidak terlihat
Meskipun cahaya itu menuntunku
Tapi aku tetap tidak bisa
Untuk kesana menjauh dari kegelapan
Dunia pun kembali berputar
Aku pun semakin tak berdaya
Tak berkutik sedikitpun
Dadaku sesak karena gelap
Dunia pun kembali berputar
Aku pun semakin tak berdaya
Tak berkutik sedikitpun
Dadaku sesak karena gelap
Dia menghampiriku
Seperti akan ada yang menjemputku
Kematian datang padaku
Aku lelah , letih , lesu .
Seperti akan ada yang menjemputku
Kematian datang padaku
Aku lelah , letih , lesu .
Semakin lama dunia semakin gelap
Kegelapan itu mengampiriku
Seakan ingin menjatuhkan ku , ke lubang yang salah…
Tuhan..
Kegelapan itu mengampiriku
Seakan ingin menjatuhkan ku , ke lubang yang salah…
Tuhan..
Tolong
Andai aku bisa bunuh waktu Mengulang cerita terdahuluu lagi
Supaya akiu bisa bertaubat padamu dan sirnalah lubang yang salah
Jeritan Tak Terdengar
Oleh : Rahmalia
Jiwa Jiwa
itu kosong ……
Di temani
rasa bohong….
Jiwa itu
lemah…
Di temani tangisan payah
Jiwa – jiwa
itu gelap
Tanpa cahaya
mendekap
Mereka
dingin !
Mereka takut
!
Mereka Marah
!
Janji apa
yang orang luhur katakan ???
Sedangkan
mereka tetap berantakan !
Perbuatan
apa yang orang luhur kerjakan ?
Sedangkan
mereka tetap kelaparan !
Dan,
pernahkah satu pasang dari,
Ribuan
telinga mendengara
Sepercik
tangisan payah merek karena
ditipu
kebohongan…
tanpa
satupun cahaya mendekap
NB: Hilma dan
Rahmalia merupakan Santriwati Ponpes Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah. Mereka berminat
pada dunia tulis menulis terutama dalam bidang sastra. Mereka termasuk salah
satu anggota Komunitas Matapena Tasikmalaya.