Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 04 Desember 2010

PEPPING?!...oH nO!

Oleh: Ilya Ainur
Anggota Matapena Divisi Pelatihan, 2010-2011

Kata Pepping sudah tak asing lagi ditelinga para santri di pondok kita tercinta ini. Seperti sudah menjadi tradisi turun temurun di kalangan para santri. Pepping diartikan oleh para santri dengan makna 'Untap-intip' atau lirik-lirik sedikit ke lawan jenis.Namun, setelah saya buka kamus, pepping itu artinya adalah menyegarkan, atau memberi semangat.
Entah dari mana kata pepping itu bisa muncul, dan seolah-olah menjadi hal yang tidak asing lagi dikalangan santri di pondok ini. Mungkin, makna pepping diatas diartikan oleh orang yang pertama kali mencetuskannya karena jika melihat atau mengintip lawan jenis, seakan membangkitkan semangat mereka kembali. Pepping juga acapkali dilakukan para santri sewaktu didalam kelas, atau di kamar, yang jendelanya terlihat transparan untuk melihat lawan jenisnya. Ya ini dikarenakan faktor jarak antara asrama putri dan asrama putra sedikit berdekatan.
Banyak sekali pengalaman-pengalam unik nan lucu tentang pepping. Diantaranya, ada yang membuat sedih sekaligus membahagiakan orang yang sedang melakukan pepping pada pujaan hatinya, (santri juga normal kan kalau punya rasa suka?).

  Pada saat itu, ketika saya sedang melihat latihan nasyid di kelas, kebetulan disamping kelas yang dipakai latihan nasyid itu, kamarnya ikhwan seangkatan saya. Karena kebiasaan para santri juga, pepping kerap dilakukan untuk untuk melihat lawan jenis seangkatannya. Ya...terkecuali bagi yang punya pujaan hati di angkatan lainnya. Kembali ke cerita, Nah, jendela kelas itu transparan ke kamar si ikhwan tersebut. Tiba-tiba ketika salah satu dari teman saya sedang pepping, tiba-tiba ada ustadzah yang mengetuk-ngetuk jendela, lalu masuk kedalam kelas, dan menegur teman saya itu. Serentak semua yang ada didalam kelas itu tertawa (karena kalau sudah ketahuan pepping, itu adalah sesuatu yang memalukan). Tentunya temanku itu tak kuasa menahan rasa malu, dengan memasang muka merah padam.
Dan banyak lagi cerita lucu dan mengesankan lainnya. Kebiasaan para santri yang lainnya lagi, yaitu kalau mau menyindir, atau menegur temannya yang pepping dengan petika mahfudzat nasihat Imam Syafi'i yang berbunyi;

"..Aku mengadu kepada Guru tentang sulitnya menghafal..
Dan beliau menganjurkanku untuk senantiasa meninggalkan maksiat...
Beliau juga menasihati, bahwa Ilmu adalah 'cahaya' (anugrah) dari Allah
Dan Cahaya Allah tidak akan pernah sampai pada orang sering bermaksiat..."

Nah, dari mahfudzat diatas, jelaslah sudah bahwa ilmu akan susah dihafal apabila kita sering bermaksiat, begitupun dengan pepping yang termasuk kedalam maksiat mata.
Oh iya, satu lagi pengalaman yang saya dengar dari teman-teman, yaitu mereka sering bilang kalau setelah pepping pujaan hatinya, seperti menyeruak masuk bunga-bunga kedalam hati, serasa di syurga, katanya (Sungguh terlalu! kayak yang tahu aja syurga gimana). Tapi mungkin saja mereka melakukan semua itu, semata-mata hanya ingin mencari hiburan saja. Ya, buat seneng-seneng lah kalau-kalau rasa boaring di pondok juga berbagai masalah sudah melanda. Dari mulai masalah pribadi, di kelasnya, dengan peraturan, masalah kamar, sampai masalah organisasi yang mereka ikuti. Apalagi kalau sudah terkait masalah cinta di pondok, wah, malah tambah pusing dan rumit deh.
Tapi wajar juga sih kalau cuma lirik-lirik sedikit kelawan jenis, (hanya sekedar untuk mengetahui nama dan mukanya). Beda banget ya dengan di luar. Kalau di luar pegangan tangan saja sudah wajar, nah kita di pondok baru pepping saja sudah menjadi satu aib yang sangat tabu untuk dilakukan. Itulah luar biasanya keikhtilatan antara lawan jenis di pondok kita. Meski seringkali banyak cerita lucu tentang santri atau santriwati yang memiliki pujaan hati, sampai ada yang rela bolak-balik MM (Mina Mart), Syirkah (Koperasi), atau rumah salah satu Guru di Pondok ini, yang kebetulan biasa menjual minuman dingin bagi para santri. Hanya untuk melihat pujaan hatinya itu, ya mereka rela mengorbankan uang Rp. 500,- untuk melihat melihat pujaan hatinya. Memang Rp. 500,- itu tak seberapa, tapi kalau dalam sehari bolak-baliknya sampai tujuh kali, belum ke MM-nya, belum lagi ke Syirkahnya, bisa-bisa jadi sejuta tuh uang yang lima ratus perak.
Ada juga yang ke MM cuma buat nganter temannya yang mau belanja. Karena kebetulan juga disamping MM ada lapangan sepak bola, otomatis para ikhwan akan berseliweran disana untuk bermain bola, apalagi kalau sore-sore. Makanya para santriwati belanjanya pas sore-sore biar sekalian bisa lihat pujaan hatinya, (itu juga kalau yang ada)....Astagfirullah.


Ada lagi suatu kebiasaan lucu terkait pepping ini. Kalau ada kelas yang disatukan antara akhwat dan ikhwan. Tentunya kan dikelas dipasang hijab pembatas.Ada yang sampai hijabnya robek, biar bisa intip-intip dikit, (dengan alasan biar gak ngantuk, katanya). Apalagi kalau sudah pelajaran kitab kuning. Karena kebiasaan santri itu suka ngantuk pas pelajaran kitab. Terlebih ketika guru menerangkan, gak tahan deh ngantuknya.
Biasanya, bagi santri, siapapun itu, yang sering kepergok lagi pepping, suka dipanggil tukang pepping. Kalau di akhwat dipanggil "Miss Pepping". Mereka itu biasanya kalau sudah pepping pujaan hatinya, pasti senang nan gembira. Malah sampai ada yang loncat-loncat gak karuan, (salting mungkin ya,). jadi bagaikan terbang keawan. Dan bagi mereka, justru pepping itu katanya bisa dijadikan motivasi, atau semangat belajar. Karena kembali pada arti pepping itu sendiri, yang menyegarkan dan memberi semangat baru.

Ya, itu sedikit dari cerita-cerita tentang pepping di pondok kita tercinta ini. Dan untuk pepping itu sendiri jangan terlalu sering dilakukan ya. Bahkan kalu bisa jangan sampai melakukan pepping lagi. Jagalah titel kita sebagai santri ponpes Riyadlul Ulum wadda'wah ini. Yang sudah dipercaya keikhtilatannya antara ikhwan dan akhwat meskipun asramanya saling bersebelahan. Hal ini juga tentunya didukung oleh peraturan-peraturan yang pondok kita tetapkan. Maka dari itu, taati peraturan yang ada, hidupilah pondok ini, jangan malah mencari kehidupan di pondok.
Bagi para akhwat, jagalah harga diri kalian sebagai seorang santriwati. Begitupun dengan ikhwan. Anggaplah ada hijab bayangan yang membatasi antara kita. Dan mulai sekarang mari kita hentikan aktivitas pepping yang notabene merupakan jenis maksiat mata. Karena dalam mahfudzatpun dikatakan, sebagian faktor dari susah menghafal dan mencari ilmu itu disebabkan banyak maksiat.
Mari kita mulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri untuk memberantas peping yang merajalela di pondok ini. Kita tiadakan kebiasaan jelek tersebut, demi kelancaran dan kesucian niat kita untuk mencari ilmu. mari kita ciptakan pondok ini, pondok yang terbebas dari pepping.
Meski begitu, tapi jangan lupa, jadilah musim dan muslimah yang soleh, cerdas, tapi tetap trendi. Karena kita punya prinsip, trendi tapi nyantri!

0 komentar:

Posting Komentar