Oleh, Ayi Luthfiah
SMA Terpadu Riyadlul ‘Ulum Condong
Kepo, kamseupay,
masbuloh dan masih banyak lagi bahasa gaul yang sering di gunakan oleh remaja Indonesia masa kini. Karena memang,
bahasa gaul sedang menjadi tren di kalangan
masyarakat terutama di kalangan anak muda. Tidak hanya di daerah perkotaan yang
menggunakan bahasa gaul, di daerah yang di bilang masih kampung pun bahasa gaul
sudah banyak di gunakan.
Dari dulu bahasa gaul sudah ada, namun hanya di gunakan oleh para
preman, mereka mengunakannya sebagai
bahasa rahasia untuk berkomunikasi dengan anggota mereka yang lain. Dengan
perkembangan zaman yang selalu berubah, bahasa gaul tidak lagi di gunakan oleh
para preman saja, namun banyak orang yang menggunakan bahasa gaul bahkan mereka
menciptakan sendiri bahasa gaul yang kemudian menjadi tren di masyarakat.
Media masa terutama televisi adalah jalan yang paling banyak
memberikan sumbangsinya dalam penyebaran bahasa gaul kepada masyarakat luas.
Sinetron yang menjadi tontonan favorit
masyarakat, banyak menggunakan bahasa gaul dalam setiap dialognya, kemudian
para penonton meniru dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya sinetron yang menampilkan bahasa gaul dalam tayangannya
namun berbagai acara musik dan talkshow yang mendominasi tayangan televisi juga
banyak menggunakan bahasa gaul. Rasanya kurang menarik dan terkesan kurang gaul
bila mereka tidak menyelipkan bahasa gaul dalam percakapan mereka. Para artis
yang menjadi publik figur dan idola masyarakat
pun sering menggunakan bahasa gaul pada setiap wawancara mereka dengan wartawan
sehingga masyarakat mengikuti idolanya.
Bagaimana pun sekarang ini tontonan bukan lagi hanya sekedar
tontonan untuk menghibur, namun di jadikan sebagai tuntunan dalam kehidupan
sehari-hari. Dan tuntunan di televisi bukan lagi di jadilkan acuan dalam
tindakan sehari-hari, namun justru hanya sebagai tontonan. Mereka menyimpak isinya namun
melupakanya setelah acara itu selesai. Maka dari itu televisi dan media masa
lainnya memberikan lebih banyak dampak negatif bandingkan dampak positifnya
bagi masyarakat.
Memang penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari tidak
melanggar norma dan aturan masyarakat, namun bila di gunakan pada situasi
tertentu, bahasa gaul akan menimbulkan masalah. Misalnya ketika orangtua banyak
bertanya tentang pergaulan kita sehari-hari dan kita sedang malas untuk
menjawab pertanya-pertanyaan itu, tanpa sengaja kita mengucapkan kata kepo yang
berarti banyak bertanya. Bila orangtua paham
kalimat tersebut maka dia akan tersinggung.
Maka dari itu kita harus memperhatikan penggunaannya, jangan sampai
salah penempatan, karena bisa menimbulkan masalah. Juga kita harus
menguranginya agar bahasa Indonesia
yang baik dan benar tidak tergeser oleh bahasa gaul tersebut.[]
0 komentar:
Posting Komentar