Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 24 Mei 2012

PUISI-PUISI

Diselimuti Kegelapan

Oleh : Hilma








Seraya dunia akan tiada
Kegelapan semakin memburain
Dan menyelemuti bumi
Aku tidak bisa berjalan
Untuk mencari cahaya
Semuanya tidak terlihat
Meskipun cahaya itu menuntunku
Tapi aku tetap tidak bisa
Untuk kesana menjauh dari kegelapan
Dunia pun kembali berputar
Aku pun semakin tak berdaya
Tak berkutik sedikitpun
Dadaku sesak karena gelap
Dia menghampiriku
Seperti akan ada yang menjemputku
Kematian datang padaku
Aku lelah , letih , lesu .
Semakin lama dunia semakin gelap
Kegelapan itu mengampiriku
Seakan ingin menjatuhkan ku , ke lubang yang salah…
Tuhan..

Tolong
Andai aku bisa bunuh waktu
Mengulang cerita terdahuluu lagi
Supaya akiu bisa bertaubat padamu dan sirnalah lubang yang salah




Jeritan Tak Terdengar
Oleh : Rahmalia












Jiwa Jiwa itu kosong ……
Di temani rasa bohong….
Jiwa itu lemah…
 Di temani tangisan payah

Jiwa – jiwa itu gelap
Tanpa cahaya mendekap

Mereka dingin !
Mereka takut !
Mereka Marah !

Janji apa yang orang luhur katakan ???
Sedangkan mereka tetap berantakan !

Perbuatan apa yang orang luhur kerjakan ?
Sedangkan mereka tetap kelaparan !

Dan, pernahkah satu pasang dari,
Ribuan telinga mendengara
Sepercik tangisan payah merek karena
ditipu kebohongan…
tanpa satupun cahaya mendekap


 
NB: Hilma dan Rahmalia merupakan Santriwati Ponpes Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah. Mereka berminat pada dunia tulis menulis terutama dalam bidang sastra. Mereka termasuk salah satu anggota Komunitas Matapena Tasikmalaya.

Book Shopping


Belanja buku-buku

Hai sobat Matapena! Gimana kabarnya? Baik-baik aja kan? Ngomong-ngomong, gimana nih liburannya? Pada kemana aja nih? Berkesan plus bermanfaat gak tuh? Hehe.
            Liburan semester kemarin, tepatnya tanggal 01-01-2012, tim Matapena ngadain acara belanja buku bareng lho. Tempatnya di Toko Buku Gramedia Tasik.
            Walaupun cuaca kurang bersahabat, tapi tidak menghalangi jalannya kegiatan ini. Dari Pondok tercinta ini, kami berangkat bakda duhur, dan sampai di tujuan kurang lebih setengah jam. Setelah sampai di tujuan, kami pun langsung berpencar untuk mencari buku-buku tentang menulis. Lalu kami pun mendapatkan buku tentang menulis. Tapi nggak cuma buku tentang tulis menulis aja sih, sebagian juga ada yang beli novel, majalah, dll.


            Ya,..walaupun Cuma beberapa dari anak matapena yang ikut, tapi tak memadamkan semangat kami untuk terus berkarya, apalagi ditemani pembimbing kami yaitu Ustadzah Lena Sa’yati. Beginilah kegiatan-kegiatan kami. Bermanfaat untuk mengisi waktu kosong di sela-sela liburan. Seru kan? ^^[Erma]

Warm Regards,

Bedah Buku Gurita David

Acara Bedah Buku “Gurita David” Tumbuhkan Minat Menulis Santri
CONDONG. Jum’at kemarin, Pondok Pesantren Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah Condong menggelar acara Bedah Buku “Gurita David” karya Willy W. Acara ini diselenggrakan oleh Klub sastra Matapena Rayon Tasikmalaya dan Klub jurnalis pondok Nahdlatut-Thulab Group. Sekitar 120 santriwati mengikuti acara tersebut.
Acara ini dimulai pukul 08.30, dibuka dengan sambutan dan pembukaan secara simbolis dari Drs. Endang Rahmat selaku Kepala Sekolah SMP Terpadu Riyadlul ‘Ulum Wadda’wah. Dilanjutkan dengan penampilan teater dari Komunitas Rayon Tasikmalaya. Setelah itu Novelis dan pengarang buku “Gurita David” Willy W disertai Lena Sa’yati selaku Pembina klub Literasi Ponpes Condong naik ke atas panggung untuk memulai bedah buku.
Penampilan teater dari Komunitas Matapena Tasikmalaya
Penulis banyak berbagi pengalaman dan motivasi menulis pada para santriwati. Sesekali acara diselingi season tanya jawab dan doorprize. Kemudian diakhir acara, santriwati yang sudah memiliki bukunya mengantri untuk mendapat tanda tangan penulis dalam season book signing.
 
Acara ini mendapat tanggapan yang sangat baik dari Kepala Sekolah maupun para peserta. Yang menarik dari acara ini karena daya tarik penulisnya sendiri yang hanya tamatan SD, tapi mampu membuat karya yang sangat bagus. Selain itu, cerita tentang menguak konspirasi yahudi yang disuguhkan buku “Gurita David” memang sangat menarik. Suasana acara pun menjadi semakin hidup ketika seorang tamu undangan yang merupakan mahasiswa Universitas Leiden Belanda yang sedang mengadakan penelitian di Ponpes Condong maju untuk membacakan sebuah puisi karya salah seorang santriwati.
Tujuan diadakannya acara ini yaitu untuk menumbuhkan minat menulis khususnya dalam bidang sastra dan jurnalis dikalangan santriwati. Dan dalam sambutannya, Drs. Endang Rahmat menyampaikan harapan agar para santri suatu saat bisa menghasilkan karya besar yang juga memberikan manfaat besar bagi pembaca. (Lena)
Warm Regards,