Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 23 November 2010

Salam Aksi Penutup


Langkah Awal BULUMATA
Nah teman-teman BULUMATA, inilah anak-anak anggota MATAPENA. Hmm,..dilihat-lihat anak-anak BULUMATA serius-serius banget, yah?!..padahal mah sebaliknya, hehe..Kan kita harus bisa membedakan mana yang serius, dan mana yang main-main, ya gak teman-teman?
    Pada hari Jum’at tanggal 08 Oktober 2010, tepatnya Bakda Asar, adaah pertemuan pertama anggota MATAPENA yang dilaksanakan di gedung Riyadul Badi’ah. Disini kami membahas tentang keorganisasian MATAPENA dan Buletin Unik Matapena (BULUMATA). Untuk Matapena, di ketuai oleh Minna Hafadzah, sedangkan untuk Pemimpin redaksi Bulumata sendiri adalah Nurfu’adiyah. Selain itu juga, kami membagi-bagi tugas untuk membuat Buletin perdana kami, dan membagi tugas tiap macam Divisi, ada sekitar lima Divisi pada organisasi Matapena, anatara lain; Divisi Blog, Divsi Perpustakaan, Divisi penerbitan, Divisi Pelatihan, dan Divisi Dana Usaha. Sip deh pokoknya. Do’akan terus kami ya, mudah-mudahan Klub Sastra Matapena juga Bulumata bisa sukses dan semakin berkualitas.[Nabila]

Dapur Sastra

Menulis Dari Kebiasaan
Lena Sa'yati, Pengurus Mata Pena Tasikmalaya
http://www.lenasayati.blogspot.com
    Bagi orang yang rajin menulis diary, sebenarnya itu adalah modal mereka untuk  bisa menjadi seorang penulis. Karena menulis itu bukan bakat, melainkan sebuah kebiasaan. Asalkan tekun dan terus menulis, seiring dengan itu kata-katapun akan dengan sendirinya mengalir. Bahkan sekarang sudah banyak penulis yang asal mula keberhasilan karirnya itu berasal dari menulis diary. Tentu isi diarynya itu tak sembarang diary, banyak kisah dan kejadian yang menarik didalamnya hingga Tulisan diarynya itu bisa sampai di bukukan, dan tentu mengandung banyak hikmah.
    Kebiasaan menulis itupun tak hanya bisa lewat diary saja. Banyak penulis terkenal yang awalnya hanya iseng menulis di blog mereka, kemudian dibaca banyak orang hingga akhirnya ada penerbit yang tertarik dan tulisan blognya itupun kemudian dibukukan. Contohnya saja seperti Kambing Jantan karya Raditya Dika yang semula hanya  berupa catatan hariannya di blog. Dan masih banyak lagi penulis-penulis terkenal lain yang berhasil karena berawal dari kebiasaan mereka menulis di diary ataupun di blog.
    Maka bagi yang memiliki diary, tulislah setiap kejadian yang kalian alami dengan cerdas, dalam artian tulisan itu berbobot dan berhikmah. Jangan hanya ditulis asal-asalan saja. Karena sebenarnya itulah modal terbesar kalian untuk bisa menjadi seorang penulis. 
Tapi memang perlu sedikit polesan agar sebuah tulisan bisa menjadi berkualitas dan layak di baca khalayak orang. Yaitu dengan banyaknya membaca. Dengan membaca, biasanya perbendaharaan kata seseorang akan semakin bertambah. Karena hal tersulit yang biasa dialami penulis adalah ketika harus memilih-milih kata yang pas dalam setiap kalimatnya. Maka diusahakan selain terus menulis, diperlukan juga banyak membaca, agar tulisan bisa menjadi terus berkualitas dari waktu ke waktu.
    Pada intinya menjadi seorang penulis itu hanya perlu tekun dan terbiasa terus-menerus menulis. Pantang menyerah saat menemukan kebuntuan dalam menentukan alur. Pantang mogok menulis saat kehabisan kata-kata dalam menentukan sebuah kalimat. Dan yang pasti dalam menulis itu seseorang harus ulet memainkan kata-kata. Hal itu bisa terkuasai apabila seseorang sering banyak membaca, sehingga kata-kata baru akan muncul satu persatu dari setiap buku yang dibaca.
    Maka, mulai sekarang mari buka kembali diary dan blog kita, dan tulislah apa yang telah kita alami, kita lihat, dan yang kita rasakan dengan penuh semangat dan pantang buntu di tengah jalan. Jangan kapok menulis, kerena tulisan yang berkualitas itu berasal dari kebiasaan menulis di barengi dengan kebiasaan membaca buku-buku berkualitas. Selamat mencoba.[Lens]

Puisi

SANDARAN RINDU
Astagfirullah…
Hatiku berdesir saat mengingatnya
Air mata berlinang membasuh rupa
Aku haus kesyahduan
Subhanalloh…
Aku meronta menembus kegelapan
Mencari titik terang yang Ia pancarkan
Dan mencoba rasakan cinta sang kekasih Alam
Allohu Akbar…
Jiwaku berlumur hitam
Cahayaku kian meredup
Terpaut pada kepesonaan yang fana
Di kesunyian
Aku merindukan sosoknya
Dalam lara dan duka
Aku mengharap kasihnya

Ya Rabbi..
Obati rinduku pada kekasih-Mu
Izinkanku ‘tuk mendekati kesempurnaan umatmu itu
Pertemukanku dengannya di syurga keabadian-Mu..
[Ria Almahbub]


APA ARTIKU ILLAHI
Kala malam melebur dalam siratanku
Kala senja telah merebut malam bintangku
Percikan air hujan melelehkan tangan halusku
Sementara aku masih melaju

Aku tenggelam
Dalam sinar pelangi yang telah padam
Aku merapuh
Diatas bintang yang telah jatuh

Tuhan
Bagaimana aku memetik kuncup bunga layu
Tuhan
Bagaimana aku tanamkan arti sesalku

Daunnya melambai-lambai
Mengusir sakitnya yang teruras
Padukan desah mimpiku
[Diandra Nafisa]

Cerpen

MELEWATI ARAHAN RINDU
Mul Nurjannah



      Malam ini tak ada bulan bintang. Tak satupun muncul di langit yang berawan hitam sejak petang langit muram semuram hati Mentari yang kini membawanya larut dalam sebuah kesedihan.
“ Mentari, ini kalung dan boneka pink buat kamu. Ini hadiah terakhir dariku agar kamu tidak lupa namaku.” Ucap Raka.
“ Makasih, Raka. Aku akan selalu mengingatmu sampai kita bertemu kembali di taman ini” Jawabnya.
“ Kamu janji, yah! Saat kamu kembali kesini kamu jangan lupa sama aku” Pintanya.
Mentaripun hanya mengulurkan tangannya dan mengangkat jari kelingkingnya sebagai tanda bahwa Mentari akan selalu ingat pada Raka.
    “ Mentari janji..”
    “ Raka juga janji..”
    “ Kalau gitu udah ya…dadah, Raka…!”
    “ Dah…” Timpalnya.
    “ Astagfirulloh…” Gumam Mentari.
Ternyata Mentari hanya melamun entah mengapa malam itu bayangan Raka seringkali muncul di memori pikirannya, padahal kejadian itu sudah terjadi 8 tahun kebelakang. Tapi Mentari masih senantiasa mengingatnya hingga akhirnya tinta yang sedari tadi di pegangnya tumpah diatas kertas halaman terakhir buku diarinya.
Dear Diary,…
Kini bayangmu telah hadir kembali
Dalam jiwaku yang semu
Mampukah ku warnai hidupku
Dengan sesosok sahabat sepertimu
Sahabat…
Jarak yang tak memungkinkan ini
Menjadikan hijab penghalang
Pertemuan kita namun perlu kau tahu..
Kesetiaan itu masih terbentang di dasar hatiku..
-Mentari-

Hanya kalimat itulah yang Mentari tulis di buku diarinya sebagai untaian kerinduan hatinya pada sahabat kecilnya Raka. Hampir 6 tahun Mentari kehilangan kabar dari Raka sehingga kerinduan itu semakin menggebu di dasar hatinya.
    “ Mentari, sini deh!” Ajak Nena.
    “ Ada apa Na? aku lagi malas bangun…” Ujar Mentari sekenanya.
    “ Kamu tahu nggak?” Nena menghampiri Mentari di depan jendela.
    “ Apa?” Tampak dari wajahnya menuntut Nena untuk menjawab.
    “ Sebenarnya aku bertemu dengan Ibunya Raka. Lalu Ibunya memberikan ini buat kamu.” Jelasnya.
Tanpa di komandoi, kedua mata Mentari langsung tertuju pada amplop yang Nena pegang.
    “ Pasti ini dari Raka” Pikirnya.
    “ Coba deh buka!” Suruh Nena.
Akhirnya surat yang berwarna kebiru-biruan itu Mentari buka dengan hati yang berbunga-bunga.
Sahabatku Mentari,
Ini adalah surat terakhirku yang akan menjadikan kerinduan itu tak lagi kembali hadir. Sahabatku, kini aku baru sadar kehilangan sosok sahabat sepertimu adalah hal yang tidak aku inginkan. Namun apalah dayaku.
Sahabat, mungkin aku tak akan kembali lagi padamu, dan aku mohon relakanlah aku untuk pergi agar kelak nanti aku bisa tersenyum disana. Ingatlah kenangan semasa kecil kita dulu yang selalu ku ingat sesampainya aku di dasar waktu yang telah berakhir.
Salam,
Sahabatmu, Raka
Air mata yang terus menerus menetes kini membasahi kertas di depannya.Mentari bingung apa arti dari surat ini, surat yang menandakan sesuatu yang membuat Mentari berpikiran negatif.
    “ Na, apa Raka??...”
    “ Ssstt…sudahlah jangan berpikiran negatif!” Sambungnya. Mentaripun menundukan kepalanya meratapi kesedihannya dalam naungan malam sehingga dekapan sang malam membuat mereka tertidur menunggu akan hari yang akan mengatakan apa arti sebenarnya isi surat yang diberikan Raka.
***
    Embun yang menetes, matahari yang akan terbit dan burung yang berkicau menjadikan awal dari kesedihannya pagi ini. Candatawa yang setiap pagi mewarnai keluarganya kini tidak terlihat kembali. Keterpurukannya dalam masalah menjadikan kebisuan yang tidak diharapkan oleh keluarganya termasuk saudaranya Nena.
    “ Mentari, jadilah orang seperti arti dari namamu” Ucap Nena. Suara itu muncul dari arah pintu kamar yang terbuka lebar dengan begitu Mentari langsung menghapus airmatanya.
    “ Mantari, namamu sangat bagus. Dari itu, jadikanlah namamu sebagai motifasi senyummu agar kamu bisa menerangi orang-orang yang membutuhkanmu” Ucapnya kembali sambil menghampiri Mentari didepan jendela kamarnya.
    “ Di saat-saat seperti sekarang ini aku tak mampu Na melakukannya. Jangankan untuk tersenyum, belajar menjadi orang tegarpun masih sangat sulit kulakukan.” Timpalnya.
    “ Iya, aku mengerti. Tapi alangkah baiknya kalau kamu melupakan Raka.” Cetus Nena sembari menghempaskan tubuhnya diatas kasur.
    “ Sudahlah!..ini tak semudah yang kamu pikirkan, Na.” Timpalnya kesal.
Perselisihan diantara mereka berdua kembali terjadi. Tak aneh bila sang Ibu terus menerus buka mulut ketika melihat mereka seperti anak kecil.
    “ Iya Ibu, itu Mentari duluan yang mulai.” Tunjuk Nena.
    “Ih, nggak Bu..dasar Nena!...” Tepis Mentari sambil mencubit tangan Nena.
    “Tuh kan Ibu, Mentari yang mulai!”
    “ Sudah, sudah, mendingan Nena keluar dulugih, Ibu mau bicara sama Mentari” Pinta Ibu.
    “ Pasti Mentari mau dimarahin ya Bu, udah Bu, marahin aja sampe puas,” Ledeknya.
Akhirnya Nena keluar dengan sendirinya sehingga kamarpun sangat sepi dan hening.
    “ Mentari, Ibu mendapatkan kabar dari Ibunya Raka”
    “ Terus apa katanya, Bu?” Mentari penasaran dengan ucapan Ibunya.
    “Sebenarnya Raka sudah pergi untuk selamanya, Nak…”
    “ Apa?!...” Mentari setengah berteriak, tak percaya.
Perkataan Ibu sangat mengiris hati Mentari. Ternyata inikah jawaban dari semua pertanyaan hatinya. Surat dari Raka menjadikan surat terakhir yang Raka tulis semasa hidupnya, dan baru sampai kepadanya kemarin malam. Semuanya sangat sulit Mentari terima.
    “ Sudah ya Nak, jangan menangis lagi. Tenangkan hatimu, semua ini adalah takdir yang harus kamu terima, Nak.” Ucap Ibu memeluk erat tubuh Mentari.
    Hanya kalimat itulah yang mengakhiri perkataan sang Ibu. Selanjutnya Ibu pergi dari kamar Mentari. Membiarkannya untuk dapat menenangkan hati. Namun siapa sangka Mentari semakin terpuruk sedih. Pagi itu buku dan tinta didepannya langsung Ia raih.
Sahabatku Raka,
Raka, sahabatku, kenapa semuanya terjadi tanpa arah. Inikah jawaban yang begitu sangat sulit untuk aku terima. Perpisahan tiga tahun yang lalu menjadikan kepingan-kepingan rindu yang sampai saat ini masih menjeratku.
Dan sampai disinikah penantianku untuk bertemu denganmu?...selamat tinggal sahabatku, ku relakan
semuanya. Kenyataan memang sudah menjadi takdir, dan biarkanlah dia mengalir apa adanya.
Aku tahu kamu tak mampu mendengar apalagi membaca surat ini, namun biarkanlah kutulis sebagai surat balasan yang tak tersampaikan.
Kini aku akan melewati arahan rindu itu, meskipun memang berat untuk aku lakukan.
Raka pergilah dengan tenang disana, aku akan mengenang semua cerita indah yang pernah terbingkai dihatiku.
Salam,
Mentari

Kertas itu mentari lipat berbentuk kapal udara yang akan terbang kemanapun angin membawanya untuk terbang agar menjadikan awal curahan rindu yang akan berusaha Mentari hempaskan tapi akan senantiasa terkenang untuk selamanya. Dengan semua kenangan yang tak akan pernah hilang di lubuk hati Mentari sampai waktu yang akan mempertemukan mereka kembali untuk Raka yang telah pergi.

Kata Mereka

Apa Kata Mereka Tentang Cerita Cinta?
Berbeda Antara Cinta ke Lawan Jenis dengan Cinta Kepada Sang Khaliq

Syifa Malihatul Husna/XII IPA, Menurut saya cinta itu kan berbeda-beda. Ada cinta kepada sang Khaliq, ada juga cinta kepada lawan jenis. Apabila yang di baca adalah bertemakan cinta kepada sang khaliq itu lebih bagus daripada buku-buku bermuatan cinta kepada lawan jenis yang akan merusak pikiran anak remaja. Contohnya seperti buku La Tahzan karya Aidh Al-Qorni, 7 Kebiasaan Anak Remaja, Einstein Aja Baca Qur’an, dsb. [anon]





Jangan Terlalu Menghayati Cerita Tentang Cinta
Sabila Husna/IX B, Menurut aku sih fine-fine aja baca buku tentang cinta-cintaan. Mengasyikan. Asalkan jangan terlalu di hayati aja. Tapi kalau cerita cintanya terlalu bebas sih nggak. Contohnya seperti Just For You Ustadz, Memilih Di antara Dua Orang.[anon]






Cerita Cinta Kurang Begitu Mendidik Moral Remaja
Martha Priscilla/VIII B, Saya kurang suka baca buku tentang cinta-cintaan. Karena hal itu kurang mendidik anak-anak remaja zaman sekarang. Yang pernah saya baca seputar tema cinta itu contohnya ; Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, terus Surat Kecil Untuk Tuhan karangan Agnes Davonar. [anon]

Topik Laporan

Kalau cerita gak cuma CINTA!..

Hai sobat BULUMATA!...di edisi awal kita kali ini, kita-kita mau ngebahas tentang cerita yang melulu tentang cinta. Wow!..seru ya?..emmh..kalo di pikir-pikir emang benar ya cerita itu gak cuma tentang cinta kok. Kalo di telaah sih emang kebanyakan orang-orang itu kalo cerita pastinya gak jauh dari tema percintaan. Ada yang suka cerita kalo pacarnya selingkuhlah, (oh No!), ada yang bilang cintanya bertepuk sebelah tangan (Hiks..), ada juga yang cerita kalo pacarnya itu gak perhatian (kasihan), ada yang cerita kalau dia tuh Cuma dipermainin, lah (kejam!), tapi ada juga yang perjalanan cintanya itu adem ayem aja, de-el-el deh pokoknya. Aduh!!..please deh, gmereka pada lawan jenisnya, kalau gak ada cerita  tentang orang yang mereka suka, kebanyakan pada gak mood tuh nulis diary..(bener gak tuh?!) ayo pada ngaku aja deh, itu juga dari hasil penelitian lho..terus kalau kita survey orang-orang yang lagi di kamar, yang mereka omongin tuh gak jauh tentang cinta, kalo nggak, coba lihat novel-novel yang suka di konsumsi sama teman-teman, kebanyakan pada milih yang berbau cinta…

Astagfirullohal’adzim, contohnya aja kaya novel Bait-Bait Cinta, Bumi Cinta, Ukhti Do You Love Me? Eiffel I’m In Love, Less Love, ah pokoknya banyak deh novel-novel  yang nyeritain about Cinta.
Eh friends, cerita tuh gak cuma tentang cinta dong lho…banyak kok yang bisa kita ceritain di luar tentang cinta, misalnya tentang sebuah persahabatan. Dalam sebuah persahabatan itu indah lho, malahan lebih indah dari kita cerita tentang cinta melulu, bukannya cerita tentang cinta itu gak bagus ak bosen apa ya kalau cerita tuh tentang cinta melulu, tengok deh orang-orang yang punya buku catatan pribadi atau yang suka di sebut dengan diary, isinya pasti gak jauh tentang perasaan-perasaan
ataupun gak indah buat di ceritain, tapi kan kita itu gak harus selalu memikirkan cinta, cinta, dan cinta, (Rumit tahu!!), ada cerita tentang sebuah pengalaman, petualangan yang seru misalnya, nah lho gimana sama orang yang gak punya pacar ataupun gak ada yang dia sukai? Kan bikin minder tuh mau cerita juga, ‘couse teman-temannya yang lain ngomongin cinta melulu. Kan lebih umum gitu, kalau kita-kita sih kebanyakan ya nih, kalau ngomongin tentang cinta pasti ke orang-orang tertentu doing, bener gak tuh? Lagian kalau dalam sebuah bacaan kita bisa milih kok yang gak Cuma nyeritain tentang cinta, nih ya contoh-contoh novel yang gak cuma nyeritain tentang cinta, misalnya The Secret Of Diary, itu nyeritain sebuah persahabatan yang selalu bersama yang seneng banget jadi detektif-detektifan yang mecahin suatu masalah walaupun mereka masih SMP, ya walaupun dalam sebuah persahabatan itu kadang ada konfliknya juga gak jauh sama cerita-cerita tentang cinta yang akhirnya putus nyambung putus nyambung, yang akhirnya kalau udah putus musuhan deh, yang asalnya sayang-sayangan jadi sebel-sebelan (ya, walaupun gak semuanya, tapi kebanyakan), tapi kalau dalam sebuah persahabatan, Emmh..kayaknya gak ada yang namanya putus-putusan, yang ada
malah sebuah kebersamaan, iya gak tuh? Rasain sendiri deh. Jadi rugi banget orang yang suka nulis di diarynya yang Cuma nyeritain tentang pacar-pacar mereka. Kan masih banyak tuh pengalaman-pengalaman kita sehari-hari yang bisa kita certain, misalnya pas kita lagi nundutan di kelas, susahnya menghadapi ujian semester, tentang kegemaran kita pada sesuatu, mimpi-mimpi kita dan masih banyak lagi, deh. Oh iya, ada satu lagi sebuah buku yang gak Cuma cerita tentang petualangan. Misalnya buku 5 Cm, yang nyeritain tentang petualangan mereka mendaki gunung Mahameru yang tertinggi di pulau Jawa. Itu kan seru banget! Ngasih pengalaman buat kita, gak Cuma tentang cinta yang selalu monoton gitu-gitu aja ceritanya. Well, gimana nih? Apa sekarang sobat-sobat udah pada kebuka hatinya buat nggak Cuma cerita tentang cinta? Thanks aja buat yang luluh hatinya. So, dari sekarang tanamin di hati sobat-sobat semua sekaligus teriakan di hati masing-masing:
“ Kalau cerita itu gak cuma tentang Cinta!” [minna]

Salam Sapa

Bulumata Menyapa

Assalamu'alaikum…
Hai sahabat BULUMATA semua, bagaimana kabarnya? Semoga "Alhamdulillah, Luar biasa, Allohuakbar!" ya..itu yang biasa di teriakan para aktifis muda. Dan selalulah tersenyum ya, karena senyum itu adalah jenis sihir yang dihalalkan. Ia adalah uang muka dari sebuah persaudaraan, Ia adalah surat kilat yang mengantarkan salam kedamaian. Ciee.

Kami muncul dengan nama BULUMATA, kalian sudah tahu belum apa arti dari BULUMATA itu sendiri? Bulu mata itu singkatan dari Buletin Unik Matapena Tasik, lho. Dan ini adalah edisi pertama kita, loh. Pada awalnya kurang lebih dua tahun yang lalu kami mengikuti komunitas Matapena yang berpusat di Yogyakarta. Dan kami yang terdiri dari 20 orang ini baru sekarang dapat mengembangkan komunitas ini. Alhamdulillah.

Dalam edisi pertama ini, kita mengambil tema yang unik, yaitu; Kalau cerita gak Cuma tentang Cinta, so sweet, ya?..di halaman pertama kami menyuguhkan TOPAN atau Topik Laporan yang akan memaparkan tentang tema kita tadi.

Dan pastinya kami menyajikan cerpen serta puisi yang tentunya bukan menceritakan tentang cinta-cintaan. Di samping itu masih banyak lagi, ah pokoknya dijamin seru deh! Makanya buruan di baca ya. Dan do'akan BULUMATA agar bisa terus mengembangkan kasusastraan di pondok kita tercinta ini. [Nurfu']
Wassalamu'alaikum…

Cover Buletin



 Kalau Cerita 
Gak cuma CINTA!...

EDISI BULAN INI:
Puisi: Sandaran Rindu

Cerpen: Melewati Arahan Rindu

Dapur Sastra: Menulis dari Kebiasaan

Salam Aksi Penutup: Langkah Awal BULUMATA

Let's Check it Out!...