Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Desember 2010

We Want Came Back !

 Oleh : Solawatil Furqoh
Anggota Matapena Tasik Divisi Blog, 2010-2011


Pada hari itu, kelas 6 di Madrasah Jakarta mulai menghadapi UAN. Sebagian di antara mereka lulus, dan dua yang tersisa dengan lulus bersyarat. Di antara mereka ada yang melanjutkan sekolah di pondok pesantren, tsanawiyah, ataupun SMP Negri lainnya. Mereka masuk ponpes, dengan berat hati untuk menerima sekolah yang tidak di harapkan karena keinginan orang tuannya. Jarak ponpes mereka sangat jauh, bagaikan bumi dan langit yang terpisah, bukan jarak yang di tempuh dengan bermenit-menit.
Orang tua mereka berangkat ke ponpes untuk mendaftarkan tiga orang anak yang melanjutkan sekolah ke ponpes. Diantaranya Mawar, Melati dan Mentari. Setelah Pak Nico, Pak Laras dan Pak Jony mendaftarkan anak-anak mereka. segeralah mereka membawa mawar, melati dan mentari untuk diTes dan  menentukan apakah mereka di terima di ponpes? ataukah mereka harus mencari ilmu di tempat yang lainnya? mereka harus menghadapi tes tulis dan tes lisan, bisa di bilang untuk bahasa gaulnya berbincang-bincang.
Semua telah dilakukan mawar, melati dan mentari. mereka hanya menunggu hasil tes yang sudah mereka lakukan. mawar, melati dan mentari berdo'a dan terus berdo'a supaya mereka tidak dterima di Ponpes. Keinginan mereka rapuh sudah. setelah orang tua mereka memberi kabar kalau mawar melati dan mentari di terima untuk mencari ilmu di Pondok Pesantren. hati orang tua mereka sangat senang atas diterima nya mawar, melati dan mentari. tapi di sisi lain, kesedihan menyelimuti hati mereka karena mereka diterima di Pondok Pesantren.
"mawar, kenapa kamu tidak senang masuk ponpes?" tanya pak Nico
"mawar gak punya keinginan untuk masuk ponpes, ini semua keinginan kalian!!!" jawabnya dengan nada agak kasar
"looh!!! mengapa mawar berharap seperti itu nak?? papah mau mawar jadi orang yang sukses"
"karena mawar gak punya keinginan untuk mencari ilmu di ponpes"
"Ya allah mawar.... kamu gak akan merasa kesepian kalau kamu mencari ilmu ponpes. kamu akan selalu merasa senang dan ramai, karena di sekeliling kamu banyak teman-teman yang selalu membuat mawar senang kalu mawar sudah akrab dengan mereka" terang papah
"Yaa sudah.. sudah terlanjur diterima... nasi sudah menjadi bubur, waktu gak bisa diputar lagi" ucapnya dengan nada yang pasrah
"Nah... harus seperti itu.. jalani semua dengan ikhlas, insya allah di balik semua ini akan ada hikmahnya, dan mawar akan cepat betah di ponpes" ujar papah
mawar hanya menangis meratapi semuanya. karena mawar belum siap untuk masuk ponpes.
esok harinya, mawar mencoba lagi bertanya pada papah.
"pah!!" sapa mawar
"apa? mau sekolah gak?" jawab papah dengan wajah yang melirik pada mawar
"ya mau dong! tapi gak mau di ponpes"
"kan mawar sudah diterima di ponpes, masa mau keluar sih?!"
"papah..... mawar gak mau sekolah di ponpes"
" ya sudah kalu gak mau, mawar gak usah sekolah saja!"
"iya... iya.... " ucapnya dengan nada kecewa." sudah tidak bisa di batalkan". ucapnya dalam hati
mamah, mawar dan papah pergi ke mall untuk membeli keperluan yang harus dibawa ke ponpes. mawar sangat berat hati untuk menerima ini semua. karena mawar sangat dekat dengan papahnya, mawar tidak mau mengecewakan sesosok papah yang di sayanginya.
Tiba hari keberangkatan mawar, melati dan mentari menuju Ponpes. tepat tanggal 6 juli mereka sudah menginjakkan kaki di ponpes tercinta. Sesampainya diasrama. mawar, melati dan mentari memilih kamar untuk tempat beristirahat dan berlindung. dan mereka memilih kamar 1, dan mereka satu kamar.
perlahan keluarga mawar, melati dan mentari mencoba bernjak pergi untuk meninggalkan mereka. mereka menangis ketika mobil mencoba untuk di jalankan.
"udah dong sayang ... jangan nangis terus... kan mel mau mencari ilmu disini" ucap mom melati lirih
"mOm.. mel mau pulang.. mel gak mau sekolah disini.." rengeknya
"udah dong sayang jangan nangis..."
"mom.. nanti kalau mel ketinggalan zaman gimana?? ntar men dibilang nDeso lagi!!"hiks hiks hiks
"niatin dihati mel untuk mencari ilmu.. enggak yang lain"
"udah.. udah.. cepetan dong!! sudah maumalam nih.." teriak dady
hiks  hiks  hiks
perlahan mobil keluarga melati melaju dan melati harus dititipi di pondok ini. Pembimbing kamar melati datang, dan menyuruhnya masuk ke kamar untuk membereskan barang-barang dan berkenalan dengn teman-teman yang lainnya.
                                     #                     8                  #                       8                  #

Satu minggu sudah dilewati bersama. hari yang ditunggu-tunggu sudah datang dan menghampiri mentari. keluarga mentari datang untuk menjenguknya.
"pak, bu' aku pengen pulang" ucap mentari
"Looh!! kok pulang? kan kamu baru seminggu. kok sudah mau pulang?"jawab pak jony dengan nada jawanya
"aku gak betah disini oo.. pak!"
"nanti.. nanti.. kalau kamu sudah lulus yoo"
"memang aku mau sampai kapan disekolahin disini?" tanya mentari
"yaa.. sampai kelas 3 SMA toh!"
"haaah..... lama teo pak? aku gak mau pak... aku tak pindah yoo?"
mentari terus meminta pindah. luluh hati pak jony melihat anak semata wayangnya itu, kurang nyaman mencari ilmu di ponpes itu.
"jangan pulang dong nak!! nanti kamu gak betah-betah disini" bujuk ibu
"emang aku gak betah neng kene kok pak!! aku tak pindah yaa?" pintanya
mentari terus merengek-rengek dan terus menceritakan mengapa ia tidak betah di ponpes. dan akhirnya keinginan menteri di kabulkan oleh pak jony dan bu yani. karena mereka tidak tega melihat anaknya tidak nyaman ada di ponpes. mentari pun keluar dan melanjutkan sekolah di Jakarta, tempat dimana bapak dan ibunya mencari nafkah.
hiks.. hiks.. hiks.. kesedihan harus ada pada mawar dan melati. karena salah seorang sahabatnya ada yang pindah. keberangkatan mentari membuat iri hati dan ingin pindah juga.
Hari demi hari telah dilewati dengan hati yang belum juga ikhlas. membuat melati jatuh sakit dan segera dibawa ke puskesmas oleh pihak Pondok Pesantren. karena badan melati sangat panas. pihak puskesmas tidak sanggup untuk menangani melati, karena tempat puskesmas kurang memadai. dibawa nya lagi ke rumah sakit umum. dan dokter langsung menangani melati. setelah beberapa menit , dokterpun keluar danmemberi tahu keadaan melati.
"dok, bagaimana keadaan melati?"tanya ustadzah
"melayi terkena tifus" jawab dokter dengan singkatnya
"astaghfirullah....... melati??"
"ustadzah.. bagaimana kalu kita beri tahu ornag tuanya saja?" salah orang santri menyarankan
ustadzah menerima sarn santri tersebut dan segera menghubingi orang tua melati.
setelah menerima kabar bahwa melati terkena tifus, papah dan mom melati segera pergi walau harus menempuh jarak yang lama.
"mom.... tenang, jangan dulu pingsan. sekarang kita berangkat untuk melihat kondisi melati" ucap pak Laras. tanpa basa basi orang tua melati berangkat. karena mih melati sudah tidak kuat menahan isah tangisnya.
setelah sampai di Rumah Sakit umum yang di beri tahu ustadzah melati, ternyata ustadzah sudah  menunggu di depan pintu RS. dan mempersilahkannya untuk segera melihat kondisi melati. dan ternyata melati sudah siuman.
"sayang... kamu sudah siuman nak?" ucap mom melati
"mom, aku pengen pulang. aku pengen pindah dari ponpes itu"pinta mel
"Looh... kenapa mel gak mau di situ? kenapa minta pindah?" tanya mom melati
"pokoknya mel gak mau sekolah di situ lagi, mel mau pindah dari situ" pintanya sambil mengeluarkan air mata dan membuat suasana menjadi terharu
"Ya allah melati!!"
hati mom melati sangat menyesal.karena telah menyekolahkan anaknya dengan kemauan dan keegoisan orang tuanya saja.
"sudah bu, kabulkan saja apa yang melati mau.... insya allah dengan apa yang dia mau, dia akan cepat sembuh dan bisa menjalani hari-hari nya dengan penuh suka dan cita" jelas ustadzah
ustadzah terus meluluhkan hati mom melati. dan Setelah Berfikir......................
"baiklah ustadzah.. saya akan coba" jawab mom melati dengan penuh keyakinan
"ya sudah kalau begitu... besok kita bawa barang-barang mel" ucap papah
"iya sekalian ke kepala sekolah dulu" tambah mom
"ya sudah bu... kalau begiru saya pamit dulu.. "ucap ustadzah
"ustadzah... terima kasih banyak... maafin melati ya ustadzah kalu dia punya salah"
"iya bu... mari... assalamualaikum..."
"waalaikumsallam"
Setelah beberapa minggu di rumah sakit, melati sangat rindu dengan rumahnya. dan segeralah ia menuju kamar nya ynag serba un'o'u, sama seperti kamar mawar dan mentari. melati merih boneka kesayangannya yang sudah lama ia rindukan.
tok... tok... tok....
"iya masuk" ucap melati
"mel, gimana?? kanen ya?" tanya mom
"iya... kanen bangeeet"
"trus.. sekarang kegiatan kamu mau apa?"
"maunya sekolah, tapi gak mau balik ke tempat kemaren" rengeknya
"yaa.... trus mau sekolah dimana??"
"di stanawiyah aja mom!"
"iya.... nanti mom daftarin dulu... ya sudah sekarang cepetan mandi dulu"
melati pun melanjutkan sekolahnya di stanawiyah Jakarta.
                                          *                  8                 *                  8                   *

Di asrama, mawar hanya sendiri meratapi nasibnya. tidak mempunyai sahabat seperti melati dan mentari, membuat dirinya tidak betah tinggal di asrama. teman-temannya terlalu sombong dan susag diajak beradaptasi. tetapi, kalau di kamar mereja selalu baik.
"mawar... mawar..." teriak seorang ustadzah
"apa ustadzah?" jawab mawar sambil berlari tuk menghampiri ustadzah
"ini, tadi mamah kamu nelfon" jelas ustadzah
"tut.. tut.. tut.." handphone berbunyi
"mawar ini angkat!" ucap ustadzah, sambil memberikan handphonnya
"hallo..... assalamualaikum... mah ada apa?"
"waalaikum salam.... de' kamu bisa pulang gak sayang?" tanya mamah
"emang adaapa mah? kok mendadak gini?" tanyanya penasaran
"nenek masuk rumah sakit" jelas mamah
"astghfirullah.... mah kenapa?"
"ya sudah cepat izin ke ustadzah"
"mah, aku gak berani izin ke ustadzah"
"ya sudah, biar mamah yang izin ke ustadzah" mawar memberikan handphonenya ke ustadzah
"hallo ustadzah"
"ya ibu ada apa?" tanya ustadzah
"ustadzah mawar mau izin pulang.. neneknya masuk rumah sakit" jelas mamah
"ooh.... ibu silahkan! tapi harus dijemput dari rumah"
"iya ustadzah.... terima kasih... assalamualaikum"
"waalaikumsalam"
mawar pun pulang dijemput oleh supirnya. Sesampainya dirumah, mawar langsung beramngkat ke rumah sakit untuk melihat keadaan neneknya.Ketika dirumah sakit, mawar dan mamahnya langsung menuju kamar nenek dirawat. Dokter pun keluar dari kamar nenek
"dok gimana keadaan ibu saya?" tanya mamah
"saya perlu bicara dengan keluarganya" ucap dokter
"saya anaknya dok! dan ini cucunya" jawab mamah
"ikut keruangan saya, tapi saya harap anak ibu jangan ikut!" jelas dokter
"de' kamu tunggu diluar saja ya" kata mamah
"iya mah!" jawab mawar
mamah mawar pun masuk ke ruangan dokter. untuk mendapatkan penjelasan dari dokter tentang keadaan nenek mawar.
"dok! bagaimana keadaan ibu saya?" tanya mamah
"begini bu, keadaan ibu anda sudah mulai lemah, dan mudah  terserang penyakit, itu semua di sebabkan karena ibu anda sudah lanjut usia" jelas dokter. Mamah pun semakin penasaran.
"apa penyakit yang menyerang ibu sya?" tanya mamah kembali
"ibu anda terkena penyakit jantung"
"astaghfirullah...." ucap mamah kaget
"baik bu, ini resep untuk ibu anda. tolong di atur pola makanannya. dan ingat jangan pernah memberi tau apapun yang membuat ibu anda terkejut. karena itu semua berbahaya" jelas dokter
"terima kasih ya dok!" mamah pun keluar dari ruangan dokter. Mamah tak percaya dengan apa yang terjadi terhadap nenek. karena mamah slalu melihat nenek sehat dan bugar. tpi, ini kehendak allah, kita hanya bisa menjalaninya dengan sabar. mamah dan mawar pergi keluar untuk mengambil obat di apotek.
mawar izin untuk neneknya cukup lama. karena keadan selalu saja menghambatnya untuk pulang ke asrama.
"ya allah.... mawar tidak betah di pondok, mawar ingin pulang terus... ada apa ya allah? mawar ingin keluar dari pondok, karena sekarang mawar ada dirumah, mawar ingin bicara sama mamah" batin mawar
mawar dan mamah menunggu nenek dikamar. mawar memberanikan diri untuk bicara apa yang ingin dibicarakannya.
"mamah, mawar ingin pindah dari pondok" tegas Mawar.
"loh...!memang ada apa?" tanya mamah.
"Mawar tidak betah di pondok !" jelas Mawar.
"Loh kok gitu sih?apa ada masalah sama teman-temanmu?" tanya mamah.
"iya..! mereka semua baik, tetapi jika Mawar sedang susah, mereka tidak pernah membantu Mawar !"
Mamah mengerti apa yang dirasakan Mawar, karena Mawar terus menangis tanpa henti, Mamah pun merasa iba kepadanya dan mengizinkannya pindah sekolah.
"yasudah kalau begitu! nanti kalau sudah pindah, Mawar ingin sekolah dimana ?" tanya mamah.
"Benarkah mah? Mawar ingin di MTs bersama Melati dan Mentari." jawabnya riang.
"Yasudah nanti mamah yang mengurus surat kpindahanmu ya sayang ! sekalian mengambil barang-barang kamu di sana."

Keinginan Mawar dituruti oleh mamahnya.
'Akhirnya aku bisa bertemu dengan teman-teman lamaku lagi.' Batin Mawar.
Dan Mawarpun bisa merasakan hidup yang sebenarnya.
'Terima kasih mamah.....!!!!' Batinnya sambil tersenyum.

0 komentar:

Posting Komentar