Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 22 Desember 2010

Ratu Nyontek !! Oh no !!

 Oleh : Nafi'ah Nurfadhillah
Anggota Matapena Tasik Divisi Blog, 2010-2011

Dipagi hari yang cerah. Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah bersama dengan sahabatku Syaira. Syaira anak yang baik, sejak kecil aku sudah bersama dengannya.Saat di perjalanan, aku merasa akan terjadi hal yang tidak ku inginkan.
Sesampainya di kelas, aku melihat teman-temanku sedang serius membaca buku, tepatnya "FISIKA". Aku berjalan melewati bangku temanku Rista. Ia anak yang rajin, maksudku dalam kegiatan NYONTEK.
  "Hey..rajin banget pagi-pagi gini udah buka buku ! pake ada acara ngafal segala lagi ! jhaaaa !" Tanyaku mengganggu keseriusan temanku itu.
  "Yey..kemana aja loe !!! kalau sekarang gak ada ulangan dari Pak Simanjuntak, gue juga gak bakal mau rajin-rajin baca buku ! lagian tebelnya udah kaya kamus aja !" Jawab Rista agak sewot.
  "Hah?? ulangan?? kapan diumuminnya ?? gila, gue belum belajar lagi !! bisa mati gue !!" Jawabku spontan.
  "Udah dari kemaren kali ! makanya kalau pelajaran Pak Simanjuntak jangan tidur mulu ! rasain loe !   haaa...haaa.." Ristapun tertawa melihat ketegangan diwajahku.

Pak Simanjuntak adalah guru yang sangat galak dikalangan guru-guru yang lain. Beliau termasuk guru yang sangat menyebalkan. Panggilan kesayangan anak kelas 9-3 padanya adalah Mr.Rious.
  "Tek...tek...tek..." Suara sepatu Mr. Rious membuat seisi kelas terdiam seketika.Tiba-tiba...
  "Kumpulkan semua buku dan tidak ada satu buku atau kertas pun di atas meja ! jika saya menemukan siapa orangnya, lihat saja rapornya nanti !" Ancaman Mr. Rious membuat jantungku terasa ingin copot.

Selama ulangan, tidak bosan-bosannya Mr. Rious mengelilingi bangku satu persatu murid yang sedang mengerjakan soal. Saat Mr. Rious sedang asyik duduk di bangkunya, aku melihat wajah teman-temanku seperti tidak berdaya. Seakan sedang menghadapi masalah yang sangat besar yaitu soal ulanagan yang diberikan oleh Pak. simanjuntak. Namun saat aku menoleh ke samping kananku, aku melihat keseriusan Rossa dalam mengerjakan soal. Wajar saja, karena Ia adalah murid yang berprestasi di sekolah unggulan ini yaitu SMPN 109 Jakarta. Karena kecerdasannya, membuatnya menjadi anak yang sombong. Hampir semua anak di sekolah ini tidak menyukainya karena kesombongannya itu.

Kembali lagi aku melihat soal "FISIKA" yang diberikan oleh Mr. Rious dan membuat kepalaku terasa ingin pecah. Bayangkan saja dari 8 soal, hanya 6 yang dapat ku jawab.
  "Lima menit lagi !!! selesai tidak selesai, harus dikumpulkan." Jelas Pak. Simanjuntak membuta seisi kelas ramai dengan teriakan anak-anak, kecuali Rossa. Ia terlihat santai mengerjakan soal itu. Tidak lama kemudian....
  "Waktu habis !!! kumpulkan semuanya !" Teriakan Pak.simanjuntak menggemparkan kelas. Mau tak mau aku harus mengumpulkan kertas ulanganku.

  "Teeet...teet...teet...!!!" Bel istirahat pun berbunyi.
Kelas mulai ramai kembali saat Mr. Rious pergi meninggalkan kelas.
  "Hey... kalian puas tidak dengan ulangan tadi?" tanya ketua kelasku.
  "Tidak!!! jawabku dan teman-teman serentak.
  "Gimana mau puas, kalau kalian tidak belajar! untungnya aku mempunyai kelebihan dalam menghafal. Jadi walaupun hanya sekilas belajarnya, tetap saja aku bisa menjawabnya !" Jawab Rossa membanggakan dirinya sendiri.
  "Aku akui kamu memang pintar ! tapi bukan pintar yang seperti itu yang membuat orang-orang bangga padamu !" Rista menyindir.
  "Maksud kamu apa?" Tanya Rossa.
  " Janagn mentang-mentang kamu pintar, kamu bisa membuat orang-orang bangga kepadamu ! hanya karena sikapmu yang sombong seperti itu malah membuat orang-orang muak melihatmu !!!" Jawab Rista.

Perkataan Rista memang selalu menyakitkan, namun itu semua fakta. Sudah sering teman-temanku sengaja menyindirnya agar Ia sadar, namun sampai detik ini pun Ia belum juga sadar. Tidak banyak yang yang ingin berteman dengannya. Selain karena kesombongannya itu, juga karena omongannya yang selalu membuat orang lain sakit hati.

  "Hey..Din aku gak nyangka deh kalau Rista bisa berkata seperti itu !" Ucap Syaira memulai percakapan.
  "Iya aku juga !! tapi, kenapa Rossa tidak sakit hati dengan ucapan Rista ya ?" Tanyku
  "Iya ya...mungkin karena sudah terbiasa kali dengan omongan-omongan yang seperti itu !"
  "Mungkin saja !"
  "Kasihan juga ya Rossa ! Kalau saja Ia tidak sesombong itu." Ucap Syaira dibenarkan olehku.

  "Sebentar lagi kalian akan menghadapi ujian Nasional (UN). Kurang lebih satu minggu lagi. Bapak harap kalian belajar dengan giat selama masih ada waktu ya !!" Ucap Pak. Nanang, wali kelas kelas 9-3.
  "Yaaa sebentar lagi dong Pak !!" Ujar Rio ketua kelasku.
  "Biasa aja kali !!!" jawab Rossa sedikit sewot dan membuat anak-anak menjadi semakin muak padanya.

Hari ini adalah hari terakhir masuk sekolah, karena besok anak kelas 9 sudah menjalankan "UN".
  "Duch aku harus belajar giat untuk UN besok !" tegasku kepada Syaira sahabatku.
  "Iya ! aku juga harus demikian ! Good Luch ya sobat ! Ucapan Syaira seakan memberikan semangat kepadaku.
  "Ya!! sama-sama !" balasku.

Ke esokan harinya, saat yang paling menegangkan bagiku dan anak kelas 9. Karena saat i ni adalah saat pertama kalinya aku dan teman-teman seperjuanganku menghadapi "UN" atau Ujian Nasional. Saat aku memasuki ruangan ujian, ternyata bangkuku bersebelahan dengan bangkunya Rista. Aku merasa sedikit terkejut. Karena Ia terkenal dengan sebutan Raut NYONTEK.

Bel pun berbunyi, pertanda ujian sudah dimulai. Pelajan pertama yaitu pelajaran B.Indonesia, aku merasa biasa-biasa saja soalnya pun tidak terlalu sulit. Karena semalam aku benar-benar belajar dengan sungguh-sungguh. Aku mengerjakan soal itupun lebich cepat dari waktu yang sudah ditentukan. Aku mengoreksi jawabanku kembali, saat aku menoleh ke arah jendela, aku melihat Rista sedang membuka secari kertas dari bawak kolong mejanya. Aku yakin itu pasti trik-nya untuk NYONTEK. Ya.. begitulah kebiasaannya setiap ujian.

Hari pertama ku lewati dengan santai, karena alhamdulillah aku dapat menjawab semua soal. Menurut teman-teman, aku termasuk anak yang rajin dan pandai. namun aku tidak sepandai Rossa. Aku pernah mendapat juara kedua saat kelas satu SMP, dan juara pertama saat kelas dua SMP.
  'Mungkin hanya kebetulan saja !' Batinku.
Namun saat Rossa baru pindah ke sekolah ini, aku ndikalahkan olehnya. Aku merasa Ia selalu mengajakku bersaing dengan nilai-nilainya. Ingin rasanya aku dapat juara pertama kembali. Dan inilah kesempatan terakhirku untuk membuktikan kepadanya bahwa bukan hanya dia yang pintar di sekolah ini.

Satau minggupun sudah terlewati. Inilah hari terakhirku mengerjakan soal ujian yaitu Matematika. Saat dipertengahan ujian, saat itu juga pengawas sedang berada di luar. Tidak sengaja aku melihat Rossa menggenggam secarik kertas yang aku tak tahu apa isinya. Aku nterkejut bukan main. Ingin rasanya mengingatkannya. Namun aku takut di keluarkan dari kelas karena kesalah pahaman. Tanpa aku dan Rossa sadari, ternyata Pak. Simanjuntak berada tepat di jendela samping bangkunya Rossa dan berkata
  "Rossa !!! sedang apa kamu ? kamu berani nyontek ya !!" Teriak Pak. Simanjuntak sambil membentak Rossa.
  "Karena kaget, kertas itu langsung dilempar Rossa entah kemana. Rossa pun menangis. Ternyata semua sudah terjawab, kepandaiannya bukan karena Ia memang benar-benar pandai, namun karena kepandaiannya dalam membuat contekan. Tidak jauh beda dengan Rista.

Rossa pun dipanggil ke kantor untuk mengerjakan ujian disana karena ulahnya sendiri.

Sepulang dari ujian, aku berbincang-bincang sebentar bersama Syaira.
  "Aku benar-benar tidak habis fikir sama kelakuannya Rossa yang hampir menggemparkan sekolah. Kok berani-beraninya Ia bikin contekan seperti itu !" Celoteh Syaira agak sewot.
  "Iya ! padahalkan dulu dia pernah bilang kalau tanpa contekanjuga dia bisa mengerjakan soal sendiri." Jawabkau
  "Iya!! lebih baik kamu Din !!! sudah cantik, pintar, baik,gak sombong lagi ! dan satu lagi ... bukan pembohong !" Ujar Syaira.
  "Ha..ha..ha..dasar !" aku hanya tertawa kecil kepadanya.

Hari ini adalah hari pembagian rapor dan pemberi tahuan siapa mirid yang berprestasi. Hari ini adalah hari yang sangat menegangkanku. Aku menunggu namaku dipanggil. Tidak lama kemudian...
  "Adinda Nafi'ah Angraini !!!" Namakupun dipanggil. Didalam ruangan guru, orangtuaku diberikan surat kelulusanku, dan aku dinasehati oleh guru-guruku.

Saat aku keluar, tidak sabar rasanya untuk membuka surat kelulusan itu. Akhirnya dengan rasa yang bercampur aduk, aku mebuka surat itu. Hasilnya adalah...
  "Yeeeeeeee !!!!!!!! aku lulus !!! Ayah, Bunda aku lulus !" Teriakku sekencang-kencangnya.
Dan tiba-tiba teman-temanku datang menghampiriku lalu berkata
  "Selamat ya !!! kamu sudah berhasil, dan mendapatkan apa yang kamu inginkan selama ini !" ucap teman-temanku.
  "Dialah Idola sekolah kita yang sebenarnya!!! yeeeeeee !!!" Teriak Syaira disambut meriah oleh teman-temanku.
  "Thank's ya Ra !!!" Ucapku.
  "ya sama-sama." Balas Syaira dengan senyuman persahabatan yang manis.



0 komentar:

Posting Komentar