Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 08 Desember 2010

Language Is Our Crown

Oleh: Wida Wandini,Mulya nur jannah
Anggota Matapena Tasik divisi Perpustakaan, 2010-2011


               Lirik sana, lirik sini...
Begitulah kebiasaan santri Condong kalau mau ngomong pake bahasa daerah. Lho kok bisa? Ya iyalah, kan di pondok kita tercinta ini bahasa sehari-harinya memakli dua bahasa asing yaitu Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Cuile, udah bearasa di Arab and di London aja nih. Tapi terkadang para santri merasa resah dengan barbagai peraturan yang ditetapkan menyangkut budaya berbahasa asing tersebut. Apalagi kalau udah masuk ke mahkamah lugah (mahkamah bahasa), wah pokoknya dag..dig..dug..derr deh, jantung berdebar-debar.
Bahkan sampai ada santri yang nekat ingin pindah cuma ngerasa tersiksa oleh peraturan bahasa. Plis deh ah! gak dewasa banget kan? padahal kan hukuman bahasa gak semeyeramkan yang kita kira. Ada sedikit cerita nih, datang dari Our Sister Siti Sahara/IX A. Begini katanya,
                " Waktu aku kelas satu, kesedihan melanda hatiku, teman-temanku menjauhiku karena takut padaku, gara-garanya aku adalah orang pertama yang masuk mahkamah lugah diangkatan. So, anak-anak takut aku laporin kalau pada gak pake bahasa arab or inggris, hiks..hiks.." 
Wah, dramatis juga ya kisah dari salah satu pelanggar bahasa satu ini. 
              Yang paing unik dari para Santriwati menyangkut peraturan Bahasa itu adalah..
Setelah Melaksanakan ibadah shalat ashar, seluruh Santriwati biasanya berkumpul di Mushala atau ada juga yang berkumpul di Koridor Gedung Baru. Ketika Microphone berbunyi, " Assalamu'alaikum Wr. Wb. " Mata-mata Santriwati seketika membulat, ada juga yang malah memejamkan mata, dan saing berpegangan tangan, dengan alasan takut-takut kalau nama mereka tercantum diantara orang-orang yang masuk Hukuman Bahasa. Namun yang paling seru adalah ketika Qismul I'lam (Bagian pengumuman) mengakhiri ucapannya, serempak semua berucap " Alhamdulillah " sambil ngelus dada. Itu sih bagi yang namanya tidak termasuk daftar nama-nama pelanggar, beda lagi dengan yang masuk dalam daftar para pelanggar. Setelah mendengar namanya disebutkan, seketika menelan udah serta seluruh tubuhnya terkulai lemas. wah pokoknya Nalangsa Pisan.
             kalau sudah begitu, maka munculah berbagai ekspresi yang terlihat di setiap wajah para Santriwati. Sehabis mendapat hukuman, ada yang ekspresinya biasa saja, ada yang malah cungar-cengir, ada yang sampe nangis, dan masih banyak lagi.
            " Waktu itu aku dipanggil oleh Bagian Bahasa gara-garanya ada yang laporin aku gak pke bahasa. Awalnya aku biasa aja, tapi pas denger jenis hukuman yang dikasih, mataku langsung terbelalak. Aku harus pake himar hijau, (kerudung pelanggaran berwarna hijau), pake plang, pula dengan tulisan besar " TRANSGRESSOR OF LANGUAGE SECTION". Udah gitu harus minta tanda tangan Kepala Sekolah, plus Pengasuhan Santri. Ukh sebel gak ada dua!" Cerita salah satu santriwati. Ya jelas lah hukumannya sampai beragam begitu, lha wong dianya aja udah masuk 20 kali hukuman bahasa. Lama-lama Bagian Bahasa gerah juga dong lantaran anak ini gak jera-jera.
           Dan memang faktanya, sebagian besar para santri itu pada gak suka sama Bagian Bahasa. Dengan alasan, mereka suka ngasih hukuman. Padahal mereka berjasa besar banget lho, baik bagi kita maupun bagi Pondok kita ini. Mereka memberi hukuman kan bukan karena benci kepada kita, tapi semata-mata karena ingin bahasa Arab dan Bahasa Inggris kita meningkat terus.
           Alasan lainnya adalah, karena " LANGUAGE IS OUR CROWN". Maksudnya? bahasa adalah mahkota kita. Kenapa bisa begitu? 
  1. Karena mahkota itu selalu ditempatkan diatas, yang selalu diagung-agungkan dan menjadi sesuatu yang sangat berharga seprti kedua bahasa asing itu yang juga keberjalanannya sangat berharga bagi Pondok kita ini.
  2. Mahkota sebagai penghias dan menjadi pembeda. Pondok Riyadlul 'Ulum Wadda'wah ini dengan bahasanya bisa menjadi pembeda dari Pondok-pondok lainnya. sebagaimana mahkota yang membedakan mana yang ratu dan mana yang rakyat.
Maka dari itu, kedua Bahasa itu sangat perlu kita pelihara, karena dengan menguasai kedua bahasa itu, kita akan mampu mengelilingi dan menaklukan dunia. Wah, apa gak hebring tuh?
          satu lagi program Bagian Bahasa yang sangat menarik, terutama bagi para santriwati. Yaitu dengan diadakannya program pemilihan MISS LANGUAGE. Selain sarana pembelajaran, Miss Language juga sebagai penghargaan untuk mereka yang memiliki kelebihan dalam Bahasa Arab dan Inggris. Pesertanya adalah satu orang dari masing-masing angkatan. Mereka adalah orang-orang yang lulus test seleksi, dan mengikuti karantina. (Wisss!..keren ya, udah kayak Miss Universe aja!).
         Berikut adalah ungkapan perasaan juara favorit Miss Language 2010, Diana Ayu Lestari dari angkatan 8. " Aku gak nyangka banget, 'coz I think orang lain itu lebih berhak atas itu. Tapi alhamdulillah ternyata aku yang berhasil menyabet kategori itu."
        Itu dia, makanya kitapun gak boleh kalah oleh para finalis Miss anguage yang pada jago-jago berbahasa asing Tingkatkan terus bahasamu, karena Language is Our Crown.

0 komentar:

Posting Komentar